Rapat pimpinan DPR akhirnya memutuskan melanjutkan pembangunan gedung baru DPR. Hanya Fraksi PAN dan Gerindra yang tegas menolak gedung baru ini. Sisanya? Penolakan cuma akrobat politik belaka.
"Penolakan yang kemarin disampaikan oleh beberapa anggota, bahkan ada yang mengatasnamakan fraksi, hanyalah 'akrobat' politik' dengan tujuan pencitraan semata," ujar pengamat politik Charta Politika Yunarto Wijaya dalam keterangannya pada detikcom, Jumat (8/4/2011).
Yunarto menilai akrobat politik ini akan menjadi bumerang bagi yang bersangkutan. Mereka akan dilihat sebagai anggota DPR yang tidak peka dan sekaligus inkonsisten dalam perilaku dan perkataannya.
"Persepsi negatif malah akan lebih tertuju pada fraksi yang berubah-ubah pendapatnya dibanding fraksi yang dari awal menyatakan setuju," terangnya.
Yunarto pun mengkritik DPR yang dinilainya telah mati rasa sebagai wakil rakyat. Penolakan kuat terhadap gedung baru yang seharusnya dianggap sebagai aspirasi hanya dianggap sebagai pandangan sekunder yang bisa dikesampingkan.
Dia pun meminta publik mewaspadai adanya 'multiplier effect' dari sisi anggaran pada tahun-tahun mendatang. Disetujuinya pembangunan gedung baru DPR berarti juga pengesahan adanya penambahan staf ahli DPR yang akan menambah beban anggaran.
"Hal ini harus ditolak, dan biarkan DPR membiayai sendiri penambahan staf ahli yang ada. Hal ini mengingat besarnya pendapatan yang sudah mereka terima dibanding anggota parlemen negara lain. Sebagai perbandingan, pendapatan anggota parlemen swiss hanya sekitar 1,5 kali dari pendapatan perkapita, sementara indonesia sekitar 20 kali pendapatan perkapita," kritiknya.
Desain gedung baru berbentuk gerbang yang mencerminkan filosopi anggota DPR yang berlatar bekalang beragam daerah dan budaya. Gerbang sebagai metafora dari harapan bagi kemakmuran bangsa Indonesia dengan dua pilar kokoh di atasnya serta dibuat berdasarkan kebutuhan ruang dan penataan ulang kawasan kompleks MPR/DPR/DPD.
Selain itu, gedung baru ini ditujukan untuk memfasilitasi kegiatan dalam kompleks DPR yang perlu diwadahi secara baik sehingga dapat menunjang kinerja Dewan.
Sedangkan lanskap kompleks DPR selalu menyertakan unsur air sebagai salah satu elemen pembentukannya. Selain sebagai elemen estetis, juga dipergunakan sebagai penghubung antara bangunan yang sudah ada dengan gedung baru dan cadangan air untuk keperluan darurat. Analoginya bahwa apa pun yang dilakukan DPR selalu mengalir, bermanfaat untuk rakyat Indonesia.
Gedung Baru DPR
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment