Bom buku yang dikirimkan untuk tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla memang berjenis low expossive. Namun operasi yang digunakan adalah asasinasi.
"Bom di dalam buku itu jenis penempatannya saja. Istilahnya booby trap dengan operasi asasinasi," kata mantan anggota Jamaah Islamiyah, Nasir Abas, dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (15/3/2011).
Bobby trap adalah perangkap yang dirancang untuk membunuh atau melukai orang secara serius. Karena bentuknya perangkap, maka dibutuhkan umpan yang dirancang untuk memancing korban agar mau mendekat. Lalu umpan yang digunakan dalam kasus bom untuk Ulil adalah buku.
Dari wikipedia, booby trap yang mematikan sering digunakan dalam perang, khususnya perang gerilya. Perangkap ini dirancang untuk menimbulkan luka atau sakit. Terkadang perangkap juga digunakan oleh penjahat yang ingin melindungi obat-obatan terlarang atau properti lainnya.
"Kalau itu dibuka dalam jarak dekat, itu bisa melukai dengan serius. Misalnya tangannya putus atau bisa juga targetnya meninggal. Saya mengutuk peristiwa ini," tutur Nasir.
Dituliskannya nama, alamat dan nomor telepon si pengirim di amplop paket sudah pasti pendukung jebakan. Identitas yang dilampirkan kemungkinan besar palsu.
"Motif, tujuan, jaringan, saya tidak tahu. Kita serahkan ke polisi," tambah Nasir.
Menurutnya, membuat peledak semacam itu tidak sulit. Apalagi skala ledaknya kecil. Dengan sedikit pengetahuan, dalam waktu tidak lama bisa dibuat. "Itu sebenarnya mudah saja," kata dia.
Sementara itu, menurut pengamat intelijen, Wawan Purwanto, pengiriman bom kepada seseorang untuk mengirimkan pesan tertentu bukanlah hal baru. Beberapa waktu lalu, hal ini banyak dilakukan untuk meneror lawannya.
"Pengulangan selalu ada. Karena sejarah itu berulang, jadi tidak mengejutkan," ucap Wawan.
Disampaikannya, pelakunya minimal menguasai ilmu tentang bahan peledak, meskipun sangat dasar. Sebab tidak semua orang memahami bahan peledak.
"Untuk membuat campuran peledak bisa dipelajari. Misalnya seperti bahan untuk membuat petasan, atau bahan untuk mengebom ikan," kata Wawan.
Dia menambahkan, kewaspadaan masyarakat dan aparat harus ditingkatkan. Bila ada benda yang dicurigai sebagai peledak, harus ada pelaporan sebagai langkah awal.
"Polisi nanti akan menindaklanjuti. Sekecil apapun harus ditindaklanjuti, Meskipun memang jumlah aparat terbatas sehingga ada yang diprioritaskan. Tapi bukan berarti tidak ditindaklanjuti," tutur Wawan.
Sebelumnya, di kompleks Komunitas Utan Kayu, paket bom untuk Ulil, tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) yang juga merupakan ketua DPP Partai Demokrat, melalui kantor KBR 68 H meledak. Paket itu berisi buku berjudul 'Mereka Harus Dibunuh karena Dosa-dosa Mereka terhadap Islam dan Kaum Muslimin' setebal 412 halaman. Namun, saat paket itu diperiksa dengan metal detector, ternyata alat itu berbunyi.
Paket bom meledak dan mengenai polisi. Tangan Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur Kompol Dodi Rahmawan putus. Dalam peristiwa itu, 6 orang dilarikan ke RS.
Ledakan bom di Komunitas Utan Kayu
Berikut video detik-detik ledakan bom di Utan Kayu ,
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment